BANGKA – Ag, seorang pria yang diberitakan sebagai koordinator tambang di sungai rumpak, dusun Mengkubung, Desa Riding Panjang, Kecamatan Belinyu mendadak blak-blakan soal adanya salah satu oknum wartawan yang meminta bantuan darinya. Bantuan itu entah dalam bentuk uang atau lainnya.
Hal itu mendadak diungkapkan Ag saat dirinya dikonfirmasi oleh wartawan media ini soal keterlibatannya soal tambang laut di perairan sungai rumpak, dia pun mendadak berang saat dihubungi wartawan media ini.
Dia membeberkan, sebelumnya ada kesepakatan antara dia dan salah satu oknum wartawan untuk bertemu sembari ngopi bareng.
Namun kata Agus, karena adanya kesibukan maka pertemuan itu dibatalkan. Meski begitu kata Ag, oknum wartawan itu meminta bantuan kepadanya.
” Hedeehh, konfirm lagi kamu ini. Saya baru lah siang tadi ada lah salah satu oknum wartawan mau konfirmasi sama saya. Malah dia minta bantu pula lewat udara sama saya,” tegas Ag, saat dihubungi wartawan media ini, Rabu (16/10) malam.
Ag juga menceritakan, memang benar dia di konfirmasi wartawan itu. Namun sebelum itu, Ag juga sempat bertanya kepada si wartawan itu berasal dari mana.
Lantas Ag juga berbalik bertanya kepada si wartawan tersebut usai si wartawan menjawab dari mana asalnya. Dengan pertanyaan, apa cuma di Belinyu ada tambang ilegal.
” Iya, saya dikonfirmasi terkait tambang ilegal di sungai rumpak. Saya sempat nanya dari mana? Katanya dari Merawang Sungailiat. Nah saya jawab lah, apa cuma di Belinyu aja yang ada tambang ilegal. Di Sungailiat juga ada. Terus, dia bilang, cuma sedikit tambang ilegal di daerah Sungailiat. Nah, makanya saya nanya juga kejauhan lah mau cari ilegal ke Belinyu,” jelasnya, nada tegas, sembari menunjukkan percakapan WhatsAppnya dengan salah satu media.
” Dia bilang sedikit tambang ilegal yang di Belinyu atau Sungailiat. Terus dia bilang kawan-kawan bilang banyak tambang ilegal atau ponton ilegal. Yaa saya tanya lah, dimana ilegalnya?,” tambahnya.
Tak menampik kata Ag, bukan sedikit media yang mengkonfirmasi terkait kegiatan penambangan di sungai rumpak itu.
Namun kata Ag, dia tetap menjawab jika ada penolakan terkait kegiatan penambangan itu mengapa baru sekarang. Ag mengaku, lokasi yang ditambang saat ini adalah lokasi yang sebelumnya sudah ditambang.
” Kalau mau nolak, kenapa baru sekarang? Tahun kemana yang katanya nolak itu? Kemana? 10 kubu tahun kemarin itu kerja, nggak ada yang mau nolak. Banyak juga pos pam kemarin. Artinya kan sudah bekas lokasi itu,” ungkapnya.
Dibeberkan Ag, tak sedikit warga dusun Mengkubung yang ikut berkecimpung di penambangan sungai rumpak itu.
Ag mengungkapkan, tahun lalu ada 10 kubu yang melakukan penambangan dari batu hitam, mengkubung hingga sungai rumpak. Dan kata dia, sudah Ratusan Juta uang yang digelontorkan sebagai kompensasi kepada warga di dua dusun, yakni Pudak dan Mengkubung.
” Tahun kemarin, 10 kubu nambang disitu, saya sendiri yang nyerahin kompensasi untuk warga Pudak, Padang Labu dan Mengkubung. Sudah Rp. 300 Juta lebih. Artinya apa? Kita kerja juga buat masyarakat, bukan kepentingan sendiri,” bebernya.
Masih kata Ag, dia merasa bingung membaca berita yang sebelumnya diterbitkan.
” Bingung saya baca beritanya. Yang Kadus Batu Hitam lah, sejak kapan batu hitam itu ada Kadus. Ketauan itu mengada-ngada,” ujarnya. (Red)