4 Desa Belum Terima Kompensasi Penambangan Sistem SHP 

Bangka712 Dilihat
banner 468x60

BANGKA — Sebanyak 4 perangkat desa dari Kecamatan Belinyu dan Riausilip, angkat bicara soal kompensasi dari penambangan melalui sistem SHP yang digarap oleh salah satu CV mitra perusahaan terkait. Keempat Desa itu adalah Desa Berbura dan Desa Pangkalniur Kecamatan Riausilip serta Desa Lumut dan Riding Panjang Kecamatan Belinyu.

Fakta itu didapatkan berdasarkan hasil konfirmasi wartawan, Senin (06/11) pagi, yang dijawab langsung oleh keempat perangkat Desa tersebut. CV Triotama disebut sebagai CV yang memiliki IUP di Desa Berbura, Pangkalniur, Riding Panjang dan Lumut. Bahkan kesaksian dari para warga setempat CV tersebut sudah beroperasin sejak beberapa bulan belakang, namun belum ada kompensasi kepada warga.

Kades Pangkalniur Gunawan mengungkapkan, pihaknya juga tidak menerima surat pemberitahuan dari CV tersebut. Untuk masalah kompensasi kata Gunawan, biasanya diserahkan kepada warga, namun untuk hal ini dia menyebutkan belum ada. Bahkan pihaknya masih mengantongi hasil musyawarah Desa yang menyatakan perairan Pangkalniur bebas tambang.

” Setahu kami tidak ada. Kalau kompensasi ke desa Berbura langsung ke pihak desa Berbura. Pihak kami belum ada menerima surat atau kunjungan dari CV ke desa kita. Kita punya Musdes tahun 2019 yang menyatakan menolak aktifitas penambangan di wilayah Pangkal niur. Dan masih berlaku Musdes tersebut,” kata Gunawan.

Sementara itu, Kades Berbura Samsuri mengungkapkan, sosialisasi kepada warga Berbura sudah dilakukan oleh CV tersebut. Namun kata dia, masalah kompensasi kepada warga Berbura bisa dikatakan belum ada, dengan alasan penambangan yang dilakukan CV itu belum berjalan.

” Berkenaan dengan CV Triotama, sosialisasi kalau ke Desa Berbura sudah pernah. Kalau kompensasi belum ada, karena pihak CV pun belum beroperasi di wilayah Desa Berbura, itu menurut informasi yang saya terima,” beber Samsuri.

Selain itu, Kades Riding Panjang Surya Darma mengungkapkan, CV tersebut pernah melakukan sosialisasi kepada warga, itupun kata dia pada tahun lalu.

” Dulu pernah sosialisasi, tapi tahun kemarin untuk bekerja di Dante saja. Kalau dulu rencananya ada untuk warga. Kalau sekarang nggak tahu juga. Hanya waktu bertemu, cuma ngasih tahu saja mau bekerja,” kata Surya.

Sementara itu Kades Lumut, melalui Kadus Tanjung Batu Ismail mengungkapkan, para warga Lumut termasuk Dusun Tanjung Batu belum pernah menerima kompensasi apapun. Bahkan kata dia, sosialisasi kepada warga pun tidak ada dari CV itu. Ismail membeberkan, janji kepada warga adalah 10 persen dari hasil produksi penambangan.

” IUP CV itu masuk lah daerah kami Tanjung Batu. Ada sekitar kurang lebih 40 unit ponton lah mereka, itu bekerja di dalam IUP, bukan di Tanjung Batu saja maksudnya. Sosialisasi ke desa ataupun warga seingat saya belum ada. Sudah sekitar 3 bulanan ini. Janjinya itu saya sendiri dengar itu 10 persen hasil diserahkan ke warga. Sampai sekarang nggak ada. Ada juga warga yang nanya-nanya ke saya terkait hal itu. Kalau menurut informasi dan fakta yang saya temukan CV Triotama itu pakao sistem SHP. Intinya ke Desa itu belum ada, tapi sudah bekerja lah CV itu. Warga saya banyak ke laut tahu semua informasinya,” ungkap Ismail

Lantas, bagaimana program yang dilakukan CV tersebut. Berdasarkan informasi bahkan fakta di lapangan penambangan yang dilakukan CV itu sudah berjalan. Bahkan juga terang-terangan.

Dirut PT Timah, Ahmad Dani Virsal saat dikonfirmasi, belum menjawab tentang perihal ini. Upaya konfirmasi kepada CV terkait pun akan terus dilakukan. (Edho)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *