BANGKA — Is (44) seorang penambang ponton rajuk asal Desa Pengayut, Provinsi Sumsel nekad mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri menggunakan kain sarung di salah satu rumah kontrakan di Padang Lalang Kecamatan Belinyu, Rabu (31/07) malam.
Korban pertama kali ditemukan oleh temannya sendiri Leo, yang pada saat itu mencari korban dan sontak membuatnya kaget, lantaran korban sudah tergantung di belakang pintu kamarnya. Kuat dugaan korban rela mengakhiri hidupnya karena masalah himpitan ekonomi.
” Sekitar jam 8 malam, saya maksud menemui korban mau menanyakan pipa rajuk saya. Saya tanya ke kakaknya waktu itu di depan kontrakan. Kata kakaknya dia (korban) sedang tidur di kamar. Saya cek ke kamar, nggak ada. Saya ke dapur, kakak korban ini ngasih tahu lagi bahwa dia tidur di kamar. Saya cek lagi ke kamar, begitu saya lihat ke belakang pintu saya lihat udah tergantung korbannya pakai kain sarung. Saya kaget, langsung saya teriak lah manggil kakaknya,” ungkap Leo.
Para warga dan petugas dari Polsek Belinyu pun, saat mendengarkan kejadian itu langsung mendatangi lokasi kejadian untuk mengevakuasi korban.
Sementara menurut keterangan dari Yudi, korban memang beberapa hari belakang, korban kerap bercerita tentang kondisi ekonominya saat ini sedang mengalami kesulitan. Ditambah, ponton rajuknya yang minim hasil timah.
Kata Yudi, dia memiliki istri dan anak yang berada di Palembang. Dan sempat berkunjung ke Belinyu saat liburan sekolah.
” Sebelumnya hampir setiap hari korban bercerita dan mengeluh kepada saya bahwa kondisi ekonomi yang sulit dikarenakan ponton rajuk tower milik korban tidak ada hasil. Sedangkan anak istri korban yang berada di Palembang sering menghubungi korban untuk meminta uang melalui kakak korban dikarenakan Handphone korban rusak. Istri dan anak korban pernah berada dikontakan korban pada saat anak korban libur sekolah dan ketika anak korban sudah mulai masuk sekolah, istri dan anak korban kembali ke palembang yang mana kurang lebih 3 minggu,” ungkap Yudi.
Kapolsek Belinyu, AKP Dr Singgih Aditya Utama saat dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian itu.
” Iya benar, ada kejadian itu,” kata Singgih.
Kematian korban bisa dikatakan meninggalkan ironis yang mendalam. Sejumlah barang bukti ditemukan Polisi atas kejadian itu seperti kain sarung, kursi plastik serta buku yang bertuliskan pesan terakhir korban.
” Jadi korban sebelum mengakhiri hidupnya sempat nulis di buku tulisnya tolong jualkan ponton dan mesin boat untuk anak nya sekolah dan selamat tinggal,” demikian kata AKP Singgih.
Jasad korban pun kemudian diserahkan ke pihak keluarga untuk di kebumikan. (Edho)