BANGKA — Ratusan unit ponton isap produksi, nampak bekerja di perairan Batu Hitam, Dusun Mengkubung, Desa Riding Panjang, Kecamatan Belinyu.
Nik warga Kecamatan Belinyu yang kerap ke laut menyanting menyebutkan, ratusan ponton itu bekerja aman-aman saja hingga hari ini. Kata Nik, masing-masing pengurus sudah menyediakan jatah tersendiri kepada pihak tertentu.
” Kalau dihitung, sampai lah 200 unit ponton. Aman kerjanya. Saya nanya-nanya ke penambang-penambang, mereka punya koordinasi sendiri. Sudah dijatah masing-masing pengurus. Timahnya para penambang bawa pulang,” ungkap Nik, Sabtu (03/02) siang.
Bahkan, berdasarkan informasi yang valid diterima dari Nik, sejumlah unit ponton isap itu dibekingi oleh oknum aparat dari satuan tertentu.
” Ada pegangan aparat juga disana. Penambang sendiri ngasih tahu masalah setoran,” beber Nik.
Berdasarkan fakta di lapangan, Mas, salah seorang penambang asal Belinyu membeberkan, panitia yang mengurus ponton-ponton itu mengambil timah storan dengan cara sistem jemput bola.
” Panitia ngambil timah ke ponton-ponton. Atau mereka ngambil ke rumah penambang,” beber Mas.
Mas yang kerap berkecimpung di penambangan itu menyebutkan, kompensasi ke masyarakat Dusun Mengkubung khususnya belum ada yang mendapatkan kompensasi dari ratusan ponton itu.
” Kalau warga Mengkubung, saya tanya kemarin mereka belum ada nerima kompensasi. Kalau pun ada, yaa orang-orang yang punya hubungan khusus atau orang terdekat panitia lah yang nerima. Itu pun nggak berapa orang,” ucap Mas, sembari tertawa meremeh.
Sebelumnya, kegiatan penambangan di perairan itu masuk dalam atensi pimpinan aparat keamanan di Bangka Belitung ini untuk tidak di tambang.
Kapolres Bangka AKBP Toni Sarjaka pun saat dikonfirmasi sejak pekan lalu, hanya menjawab akan menertibkan ulang. Namun belum nampak actionnya.
Mengapa seolah semua ini nampak landai-landai saja? Sebelumya, saat 10 kubu penambang bekerja di perairan batu hitam, aparat nampak gencar untuk melakukan penertiban. (Edho)