BANGKA — Menanggapi aksi demo nelayan dan mahasiswa di Polda Kepulauan Bangka Belitung kemarin, Direktorat Polairud Polda Kepulauan Bangka Belitung serta Satpolairud Polres Bangka langsung mendatangi perairan Batu Hitam Mengkubung, yang disebut-sebut sebagai lokasi yang ditolak massa pada aksi kemarin, Rabu (13/12) siang.
Hasilnya pun, beberapa orang koordinator tambang di perairan itu dibawa ke Pos Polairud Tanjung Gudang Belinyu, guna dimintai keterangan dan diminta untuk menyatakan untuk mengosongkan perairan itu selama 1 x 24 jam.
Direktur Polairud Polda Kepulauan Bangka Belitung, melalui Pelaksana Tugas Kasubdit Patroli, Kompol Yordansyah, mengungkapkan pihaknya hari ini melakukan tindakan persuasif terlebih dahulu.
” Hari ini kami dari Direktorat Polairud dan Satuan Polairud Polres Bangka turun ke perairan Mengkubung dan sekitarnya. Hari ini kami masih melakukan tindakan secara persuasif, kami beri imbaun terlebih dahulu untuk segera meninggalkan lokasi itu. Penambang kami minta membuat pernyataan agar tidak mengulangi bekerja di situ lagi,” ungkap Yordan.
Namun demikian kata Yordan, jika dalam 1×24 jam terhitung sore tadi masih ada kegiatan penambangan di perairan Batu Hitam maka pihaknya akan melakukan penegakan hukum.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, terdapat kurang lebih 10 kelompok penambang yang bekerja di perairan itu. Namun yang datang dan menyatakan pernyataan disitu hanya 3 kubu saja. Yaitu Putik, Ismail dan Mino. Lantas, yang lainnya kemana?
Putik salah satu koordinator tambang mengaku, rombongannya siap mundur dari perairan itu karena berdasarkan himbauan yang diberikan petugas.
” Ya intinya kita nurut lah, tarik mundur dari batu hitam,” kata Putik.
Sementara Agus, salah satu koordinator tambang juga mengatakan hal yang sama. Namun kata Agus, dia berharap kepada aparat setempat untuk bijak dalam menyikapi konflik tambang. Meski tidak membuat pernyataan, dia mengaku siap menarik mundur ponton-ponton binaannya.
” Yaa kalau mundur dan disuruh kosong kita siap. Hari ini juga kita siap. Cuma sayangnya, disitu banyak kubu, yang datang cuma 3 ini. Saya harap kedepan aparat lebih bijak lah dalam menyikapi konflik ini. Banyak masyarakat yang bergantung di tambang itu, orang-orang Belinyu juga banyak. Kita kerja bersama masyarakat, jadi kalau untuk ngosongin, ya kita kosongkan,” ungkap Agus.
Agus membeberkan, sebelumnya kegiatan penambangan itu ada kesepakatan tersendiri. Kata Ismail, masyarakat Dusun Mengkubung yang meminta untuk bisa menambang asal sesuai kompensasi yang diberikan. Namun kata dia, hanya 3 kubu yang memberikan kompensasi kemarin.
” Dalam kesepakatan awal dipertemuan, dari masyarakat yang minta supaya bisa kerja asalkan sesuai kompensasi. Tapi dari 10 kelompok ini, hanya 3 kelompok yang membagikan kompensasi kepada warga termasuk kami,” bebernya. (Edho)