BANGKA — Kasim, namanya yang disebut sebagai koordinator tambang di perairan Teluk Kelabat Dalam bagian sungai rumpak dan batu hitam, Kecamatan Belinyu mengaku, dirinya bukan sebagai koordinator dari penambangan itu. Pria yang menjabat sebagai Ketua RT di Dusun Mengkubung itu menyebutkan dia tidak berkecimpung dalam hal itu.
Dihadapan para penambang dan petugas di salah satu pos penimbangan, di perairan Batu Hitam, Desa Riding Panjang Kecamatan Belinyu, Kamis (28/09) siang, Kasim mengaku, dirinya sempat melakukan mediasi bersama salah satu kubu penambang. Namun kata dia, hasilnya nihil.
” Kesepakatan belum ada titik temu waktu mediasi hari Rabu kemarin. Warga gak setuju saya yang urus TI. Cari titik temu supaya nggak ribut,” kata Kasim.
Maka dengan itu, Kasim mengaku dia tidak mengkoordinir tambang di seputaran perairan Mengkubung, atau Batu Hitam.
” Jadi hari ini saya mau klarifikasi, saya nggak ada koordinir ponton di perairan Mengkubung, Batu Hitam. Kalaupun ada yang yang jual nama saya, tolong tangkap,” ucapnya.
Sementara, Agus salah satu koordinator dari kubu penambang mengaku, rombongannya memang ada bekerja di perairan itu. Kata Agus, bahkan saat mediasi atau pertemuan bersama Kasim, sempat ada negosiasi harga pungutan per ponton.
” Waktu mediasi kemarin, Kasim itu yang minta Rp. 500 Ribu per ponton. Yaa, kami ikut ajha karena buat warga katanya. Tapi ada salah satu warga bilang, uangnya jangan kasih ke Kasim,” kata Agus.
Tak menampik Agus merasa bingung, permasalahan yang saat ini dihadapi adalah sejumlah perwakilan warga meminta kegiatan penambangan itu dihentikan. Walaupun kata Agus, rombongannya siap mundur.
” Nggak masalah, kami mundur. Saya pastikan besok pagi sudah mundur. Tapi tolong, yang lain kalau kerja disitu juga tolong hentikan,” tegasnya. (Edho)