Disebut Koordinator Tambang, Agus Blak-Blakan Bilang Begini

Bangka1780 Dilihat
banner 468x60

BANGKA — Agus, seorang pria asal Dusun Tanjung Batu, Desa Lumut, Kecamatan Belinyu, mendadak namanya tenar usai cuap-cuap di media soal aktivitas tambang yang ada di perairan Teluk Kelabat Dalam, Kecamatan Belinyu. Bahkan dirinya juga membeberkan pada pemberitaan sebelumnya tentang adanya oknum wartawan yang meminta fee per kilo dari kegiatan itu.

Pria yang latar belakangnya sebagai Kepala Dusun Tanjung Batu ini, menjelaskan secara detail terkait dirinya yang viral di sejumlah media siber.

Ditemui di Tanjung Batu, Minggu (17/12) siang, Agus mengatakan, dalam kegiatan penambangan yang ada di perairan batu hitam mengkubung terdapat 10 pengurus atau koordinator tambang. Dirinya menyebutkan, pada pemberitaan sebelumnya juga dia disebut sebagai aktor yang mengatur aparat penegak hukum dalam melakukan penertiban.

” Dipemberitaan media mereka sebelumnya, dengan terang-terangan mereka nyebut name saya, menyebut name nelayan dari Pangkalniur yang ngomong saya ngatur aph, sampai para nelayan di Pangkalniur gaduh karena nelayan dari Pangkalniur nggak ada ngomong kayak gitu. Padahal berita mereka menyebutkan saya ngatur-ngatur aph itu disaat kegiatan kita sudah off semua. Nama Kapolsek dibawa-bawa mereka, katanya Kapolsek memfasilitasi kegiatan penambangan. Padahal Kapolsek cuma memfasilitasi karena takut trjadi konflik demi menjaga kamtibnas di wilayah sini,” ungkap pria bernama asli Ismail itu.

Agus mengatakan, sejumlah media yang melakukan konfirmasi kepadanya mengetahui di perairan itu terdapat 10 kubu yang bekerja. Namun kata dia, hanya namanya saja yang mencuat di media.

” Padahal mereka tahu, disitu ada 10 kubu yang kerja cari makan tapi nama saya yang diterang-terangin, disebut seakan-akan cuma saya yang bekerja disitu,” ujarnya.

Dibeberkan Agus, bahkan dirinya sudah meminta secara baik-baik dan memohon untuk tidak diberitakan lagi. Karena kata dia, kegiatan penambangan yang dikoordinirnya pun sudah tidak berjalan lagi.

” Saya sudah bilang, bahkan memohon sama mereka baik-baik. Kata saya sudah lah bro kami sudah tidak kerja lagi. Kenapa kalian hajar terus? Apakah kalian bangga sampai kami nggak bisa cari makan, dan masyarakat yang bergantung hidup ditambang nggak bisa kerja. Kami ini orang kecil, nggak ada yang dibanggakan dengan kami yang jadi nggak kerja. Kasihan juga dengan aparat terkait, kulur kilir hanya karena dipanas-panaskan dengan media. Hanya untuk kepentingan mereka,” jelasnya dengan nada lirih.

Disinggung sebagai koordinator tambang, Agus menerangkan dirinya hanya sebagai pengatur kompensasi kepada masyarakat. Dan jika itu benar, kenapa baru sekarang menjustifikasi dirinya seakan pendukung kegiatan ilegal. Padahal dibeberkannya, tak sedikit kepentingan masyarakat dan sejumlah kepentingan yang dihasilkan dari tambang laut.

” Kalau dibilang koordinator, ya saya merasa bukan. Tapi saya membantu dalam hal kompensasi kepada masyarakat. Dan memberikan apa hak-hak masyarakat yang terdampak. Dan kalau musti ditindak, kenapa baru sekarang? Bukan sedikit masyarakat yang kita rangkul. Bukan sedikit kegiatan apalagi di Belinyu kita akomodir. Permasalahan ekonomi? Jangan ditanya lagi masyarakat yang kerja. Jujur saja ya, saya sudah sering nyatakan diri nggak mau lagi berkecimpung. Tapi masyarakat minta dan percaya saya. Boleh cek lah kalau nggak yakin,” kata dia.

Dibeberkan oleh Agus, tak menampik dirinya dikonfirmasi oleh wartawan. Bahkan dia secara blak-blakan meminta untuk menuliskan kalau dirinya sudah mengirimkan uang kepada salah kelompok wartawan.

” Malahan tadi sudah saya minta tuliskan di media. Kalau saya sudah mengirimkan uang, bulanan, mingguan kepada kelompok wartawan. Tapi nggak dituliskan. Kesannya hanya kesalahan saya saja yang ditulis,” terangnya.

Maka dari itu sebelum menutup perbincangan dengan wartawan media ini, Agus menegaskan dirinya akan menempuh upaya lebih lanjut dalam hal ini. Salah satu caranya kata dia, membuat laporan ke pihak terkait.

Karena menurutnya, pada pemberitaan terupdate, dirinya disebut sudah setahun dibilang menjadi koordinator tambang. Sementara kata dia, baru satu bulan ini tambang di batu hitam berjalan.

” Ada, kalau langkah selanjutnya. Saya akan melapor ke Dewan Pers dan minta petunjuk selanjutnya seperti apa. Karena cuma saya yang diserang. Kelompok lain enggak. Nggak benar aja, masa batu hitam baru sebulan, saya dibilang udah setahun, batu hitam ngetop baru sebulan ini,”bebernya. (Edho)

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *