Soal Kisruh Tambang Batu Hitam, Warga Dusun Mengkubung Merasa di Prank Kasim Karena Batal Pertemuan

Bangka1834 Dilihat
banner 468x60

BANGKA — Puluhan warga Dusun Mengkubung dan RT Padang Labu, Desa Riding Panjang Kecamatan Belinyu nampak kesal di kantor Desa Riding Panjang, Senin (27/11) pagi. Mereka merasa di prank oleh salah satu Ketua RT di Dusun Mengkubung yaitu Kasim.

Kasim pada Sabtu pekan lalu, bersama sejumlah warga Dusun Mengkubung mendatangi tambang apung yang ada di perairan Batu Hitam. Mereka mendesak kegiatan tambang itu berhenti. Hasilnya, Sabtu kemarin terjadi kesepakatan untuk dilakukan pertemuan di kantor Desa pada hari ini.

Namun, setelah warga menepati kesepakatan mendatangi kantor Desa Riding Panjang, Kasim tidak datang memenuhi janjinya. Bahkan pihak Desa pun tidak mendapatkan konfirmasi apapun terkait pertemuan itu.

Dika, warga RT Padang Labu, Desa Riding Panjang, Kecamatan Belinyu mengaku kecewa akan sikap Kasim yang dianggap tidak menepati janjinya. Menurut Dika, pertemuan ini adalah bahasan tentang kegiatan tambang yang ada di perairan Batu Hitam.

Dika merasa, kelompoknya bekerja bersama para warga Dusun Mengkubung dan Padang Labu dikomplain oleh Kasim selaku RT. Padahal kata Dika, kelompoknya memberikan kompensasi yang jelas kepada warga setempat.

” Kecewa lah, dia (Kasim) yang ngajak ketemu kemarin di pam kami. Kami kerja bukan asal kerja. Kompensasi kami jelas. Kenapa kubu kami yang didatangi dan di komplain. Kami datang kesini datang atas permintaan Kasim. Sedangkan kubu lainnya yang kerja di dekat pulau Mengkubung nggak pernah dikomplain. Sedangkan kami bekerja dirusuh sama Kasim,” ungkap Dika kesal.

Dika beserta warga lainnya mengganggap, mereka sudah menepati janji dan beretikat baik sesuai permitaan Kasim untuk melakukan pertemuan dan membahas persoalan yang diributkan Sabtu pekan lalu.

” Kami ini ikut saja. Nyatanya dia tidak punya komitmen. Kami selalu berusaha, agar masyarakat mendapatkan hak nya,” ujarnya.

Senada yang sama Bujang, warga Dusun Mengkubung juga mengatakan mereka sudah komitmen akan hal itu.

” Intinya dia (Kasim) tidak komitmen,” ujarnya.

Puluhan warga Dusun Mengkubung dan RT Padang Labu, mendatangi Kantor Desa Riding Panjang, Senin (27/11). Foto : Edho

Sementara Kasim, saat dikonfirmasi melalui panggilan suara WhatsAppnya menjelaskan ketidak hadiran dirinya tentang pertemuan yang sudah dijanjikan. Melalui penjelasan cukup panjang, Kasim menyebutkan kejadian pada hari Sabtu pekan lalu itu mereka yang datang sepakat untuk menghentikan tambang yang ada di perairan batu hitam.

” Begini, aksi kemarin itu, kalau orang ngomong A, bisa berbelit belit. Maksudnya kemarin, kalau memang mau menghentikan aktivitas, jangan jalan dulu lah aktivitas. Hari Sabtu sudah dibilang, jangan jalan dulu kita rembuk di Desa, apa di Polsek atau di Mengkubung. Tapi pas kita pulang hari Sabtu itu, ponton jalan lagi. Kemarin jalan juga, hari ini jalan juga. Jadi untuk apa lagi adanya pertemuan, jalan saja lah kalau mau jalan,” jelas Kasim.

Kasim menegaskan, pertemuan itu tidak bisa dilakukan. Lantaran kata dia, para warga yang datang itu adalah warga yang notabane nya memiliki kepentingan sendiri. Sebabnya kata dia, kegiatan penambangan di perairan batu hitam terus berjalan.

” Nggak bisa, warga itu hantu semua itu. Hantu Mengkubung, dan hantu belalang semua. Kalau mereka kompak, matikan saja dulu mesin itu jangan jalan dulu. Kita kumpul dimana maunya. Kita kumpul yang bagus, bekerja yang bagus. Kalau kayak gini kan mereka merasa, sudah lah payah lah ngomong nya. Gawe, gawe lah. Intinya maaf, kepada warga kalau hari ini untuk apa kita kumpul karena TI jalan terus,” tegasnya.

Masih kata Kasim, pertemuan itu dibatalkan saja. Karena kata dia, jika pertemuan itu jadi dan dia hadir, maka aparat keamanan seperti Polsek Belinyu juga sudah dia hubungi termasuk juga pihak Desa. Kasim pun merasa kecewa lantaran tambang di perairan batu hitam itu tetap berjalan.

” Nggak jadi, nggak jadi pertemuannya. Kalau pun jadi Kapolsek saya telpon, Kepala Desa dihubungi. Tapi kita nggak boleh melibatkan pihak Desa, karena Desa ini kalau ngomong kasarnya nggak terlibat masalah TI apapun. Kita harus cari tempat misalkan di Mengkubung, di Mengkubung kan ada balai pertemuan, kita tinggal panggil para saksi-saksinya. Kalau memang benar-benar mau rapet. Nggak jadi lah, karena TI itu jalan terus jadi saya kecewa juga,” bebernya.

Sementara Kepala Desa Riding Panjang Surya Darma saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya tidak menerima konfirmasi apapun dari warga yang ingin melakukan pertemuan hari ini.

” Tidak ada konfirmasi ke kami. Makanya kita nggak tahu kalau ada warga yang mau pertemuan. Kalau mau nanti malam boleh mau kumpul di balai Dusun Mengkubung juga ada balai nya,” kata Surya.

Untuk itu, Surya pun memastikan dia mencoba untuk menghubungi kembali para warga yang ingin melakukan pertemuan.

” Nanti saya coba hubungi warga lagi,” ujarnya. (Edho)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *