Rp. 144 Juta Kompensasi Untuk Warga Mengkubung dan Sekitarnya Disalurkan

Bangka2237 Dilihat
banner 468x60

BANGKA — Warga dusun Mengkubung, Desa Riding Panjang Kecamatan Belinyu, menerima uang kompensasi sebesar Rp. 144,5 Juta dari hasil penambangan di perairan Batu Hitam Mengkubung sekitarnya, Selasa (12/12) siang. Penyerahan kompensasi itu diterima langsung oleh perwakilan warga Dusun Mengkubung dan Padang Labu, di kediaman Mit di Dusun Mengkubung.

Kompensasi itu diberikan dari tiga kelompok tambang yang bekerja di perairan itu. Antara lain rombongan Ismail yang memberikan kompensasi sebesar Rp. 125 Juta, yang dimana dari Rp. 125 Juta itu dibagikan kepada tiga penerima yaitu Rp. 75 Juta kepada warga Dusun Mengkubung, Rp. 25 Juta kepada warga Dusun Pudak serta Rp. 25 Juta disalurkan kepada warga yang berprofesi sebagai nelayan dan biasa mencari ikan di perairan Teluk Kelabat Dalam.

Sementara dua kubu lainnya yaitu kelompok Putik sebesar Rp. 7 Juta dan kelompok Berok cs sebsar Rp. 12,5 Juta, disalurkan secara bersamaan. Jadi total kompensasi kepada warga yang diserahkan sebesar Rp. 144,5 Juta.

Meski saat ini dikabarkan, sejumlah massa yang mengatasnamakan nelayan melakukan aksi demo guna menolak kegiatan penambangan di perairan Batu Hitam, ketiga kubu yang menambang di perairan itu tetap menyalurkan hak untuk para warga. Meski belum tahu apa keputusan hasilnya nanti.

Bujang salah satu perwakilan warga dusun Mengkubung yang menerima kompensasi itu mengatakan, hampir seluruh warga dusun Mengkubung dan RT Padang Labu sudah menerima kompensasi itu. Kata Bujang, sudah 3 kali mereka menerima kompensasi itu.

” Allhamdulillah sudah 3 kali kompensasi dari Kadus Tanjung Batu. Kalau jumlah yang menerima untuk warga Mengkubung ada 60 lebih KK, Padang Labu ada 70 an KK. Yaa terima kasih banyak lah kepada rekan-rekan penambang yang sudah memperhatikan hak warga,” kata Bujang.

Uang yang diterima ini lanjut Bujang, akan diserahkan langsung kepada warga. Untuk besarannya kata Bujang bervariatif tergantung dari hasil jumlah kompensasi yang didapatkan. Ada juga kata Bujang satu KK mendapatkan Rp. 450 Ribu, yang biasanya disalurkan setiap Sepekan.

Dilanjutkan Bujang, hampir seluruh masyarakat Dusun Mengkubung dan sekitarnya berkecimpung di dunia penambangan laut.

” Banyak warga Mengkubung yang ikut berkecimpung di tambang. Ada yang jga malam, panitia dan kerja ti termasuk yang punya ponton,” kata dia.

Disinggung masalah aksi demo penolakan tambang, Bujang Cs mengaku mendapatkan informasi itu. Namun kata dia, pihaknya tidak mengikuti aksi itu lantaran tidak diajak.

” Ada dapat kabar demo, nggak ada diajak lah. Kalau yang ikut dari sini nggak berapa orang lah, 10 orang ada lah kayaknya,” bebernya.

Sementara Endang, perwakilan dari pihak nelayan mengaku ada belasan orang dari nelayan Dusun Pudak dan Bukit Tulang Desa Riding Panjang, Kecamatan Belinyu yang menerima kompensasi dari hasil penambangan itu.

” Belasan orang nelayan yang dapat kontribusi dari tambang, dari dusun Pudak dan Bukit tulang. Kalau yang lainnya ada yang dari pusuk Bangka Barat, lebih dari 30 orang,” kata Endang.

Senada yang sama terkait aksi penolakan itu, tak menampik rombongan Endang mengatahui hal itu. Namun kata dia, rombongannya enggan mengikuti aksi itu.

” Kami tahu, ada aksi penolakan, tapi nggak diundang. Tidak mau ikut kami masalah penolakan itu,” ujarnya.

Sejumlah warga yang melihat penyerahan kompensasi itu pun nampak terlihat senang. Mereka mengucapkan terima kasih atas hal itu.

Sementara Putik salah satu perwakilan pihak penambang mengatakan, kompensasi yang mereka salurkan itu memang hak untuk warga. Meski hanya semampunya lantaran hasil timah yang tak menentu dan minim kata Putik, yang mereka serahkan adalah hak untuk warga.

” Kami sadar bekerja di tempat orang. Kami mewakili penambang, karena binaan kami ada masuk Mengkubung, jadi kami pikir dari pada suasana nggak kondusif jadi kami masuk. Jadi hanya bisa menyerahkan semampu kami, kami serahkan hak masyarakat. Sesuai dengan hasil ada lah hasil untuk warga sini,” kata Putik.

Perairan Batu Hitam memang terlihat seksi sekali dalam pemberitaan sejumlah media siber sebelumya. Dari mulai legalitas, oknum yang bermain, bahkan dugaan lainnya pun sudah diberitakan dan nampak perang kepentingan.

Namun tak menampik hal itu, tak sedikit masyarakat yang bergantung hidup dari penambangan itu. Aparat keamanan setempat pun diharapkan dapat bijak menyikapi hal ini. Meski sejumlah pihak berkepentingan memanfaatkan momen penolakan tambang itu. (Edho)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *