BANGKA — Sejumlah masyarakat mengatasnamakan nelayan dan warga Dusun Mengkubung, berbondong-bondong mendatangi tambang apung yang ada di perairan batu hitam Dusun Mengkubung, Kecamatan Belinyu, Sabtu (25/11) siang. Mereka mendesak para penambang untuk berhenti beraktifitas di seputar perairan batu hitam.
Bahkan, aksi itu beredar melalui video amatir di beberapa media sosial dan ada juga yang menyiarkan di siaran langsung pada akun media sosial. Aksi itu juga dikawal oleh beberapa orang aparat keamanan saja.
Pada aksi itu, nampak puluhan warga didampingi oleh Kasim yang disebut sebagai Ketua RT di Dusun Mengkubung, Desa Riding Panjang Kecamatan Belinyu. Aksi saling dorong pun terjadi pada video yang beredar dan diterima oleh redaksi media ini.
Berdasarkan hasil penelusuran wartawan media ini, salah satu warga Desa Riding Panjang yang meminta namanya dirahasiakan mengungkapkan, dirinya melihat kejadian itu. Dia menceritakan kejadian itu bersama 2 rekannya. Kata dia, yang datang melakukan aksi kemarin adalah segelintir orang yang berstatus masih berhubungan keluarga.
” Yang datang ada sekitar 20 lebih orang. Ada Kasim juga, itu rata-rata keluarga dia juga. Ada juga yang punya ponton dekat Mengkubung sana. Kenal dan tahu kami orang mana yang datang itu ada yang dari kota waringin, teluk limau, ada pendatang. Penambang mereka itu, tahu kami. Ada juga pegawai tambak udang,” ungkapnya bersama 3 rekannya, Minggu, (26/11) pagi.
Dilanjutkan dia, aksi itu pun pada akhirnya berujung damai dan clear. Videonya pun diterima oleh wartawan perwakilan penambang dan rombongan yang menolak pun sudah berjabat tangan, divideo itu pun nampak Kasim juga ada. Kabarnya pun, akan dilakukan pertemuan kedua belah pihak antara penambang dan warga yang menolak besok pagi.
” Infonya besok pertemuan, katanya di kantor desa,” ucap warga itu.
Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, tambang diseputar perairan batu hitam dan pulau mengkubung sejak sepekan terakhir ini beroperasi menambang timah di perairan itu. Tak sedikit dokumentasi berupa foto dan video diterima wartawan media ini tentang kegiatan penambangan itu.
Aparat keamanan setempat pun dikabarkan kerap turun ke lokasi tetapi hanya mengimbau saja. Berdasarkan informasi yang akurat, terdapat 5 kubu penambang yang bekerja mencari timah di perairan batu hitam dan mengkubung. Suasana nampak semakin keruh saat salah satu kubu penambang masuk ke perairan itu, padahal sejumlah masyarakat Dusun Mengkubung, Desa Riding Panjang, Padang Labu hingga Pudak turut andil dalam kegiatan penambangan itu.
Seakan semua seperti skenario kepentingan yang terjadi di lapangan. Konflik yang berujung penolakan pun kerap terjadi, dengan mengatas namakan nelayan bahkan warga yang kontra. Aparat pun diharapkan bertindak adil dalam hal ini, sebabnya tak sedikit orang yang bergantung hidup dengan tambang, dan ada juga yang menolak.
Mungkinkah, konflik tambang yang ada di perairan batu hitam dan Mengkubung ini ada berbau segelintir kepentingan dari aktor-aktor atau cukong yang bertindak dengan sistem cuci tangan demi keuntungan dengan cara membenturkan masyarakat.
Sementara Kasim, selaku Ketua RT yang hadir bersama massa yang mendesak kegiatan penambangan itu berhenti, saat dikonfirmasi via pesan WhatsAppnya tidak menjawab, dan hanya status conteng biru alias dibaca saja. (Edho)