Kesenian Tradisional Dari Bintet Yang Dipertahankan

Bangka1897 Dilihat
banner 468x60

BANGKA — Berdiri di Desa Bintet, Kecamatan Belinyu, Sanggar seni Cinta Kasih Dayung Serumpun mempertahankan kesenian tradisional yaitu dambus dan pencak silat. Meskipun bertahan eksis dengan peralatan seadanya dan kurang sentuhan dari pemerintah, sanggar ini tetap berusaha eksis dalam menjaga kelestarian budaya. Nama sanggar Cinta Kasih Dayung Serumpun ini, mempunyai arti yaitu Kebersamaan.

Dibawah pimpinan Abdul Hak atau yang kerap disapa Jahok, sanggar seni ini bertahan hingga saat ini. Ditemui di kediamannya, Senin (07/08) malam, Jahok menceritakan dirinya berupaya mempertahankan budaya yang dimiliki. Dia mengaku, sudah puluhan tahun mempertahankan tradisi ini.

Sepeninggalan Allmarhum Ayahnya, Jahok berusaha mempertahankan budaya ini. Berbekal ilmu yang ditinggalkan Ayahnya, dia melatih puluhan anak didiknya untuk berlatih silat tradisional dan dambus.

” Allhamdulillah, Sanggar Seni Cinta Kasih Dayung SerumpunMeneruskan dari Allmarhum Bapak, tahun 2005. Seni dambus dan pencak silat, atau silat kampung. Itu yang kami jaga kelestarian. Jadi dengan, modal ajaran yang ditinggal Allmarhum Bapak, saya teruskan ke murid2. Kalau pencak silatnya ada 10 orang yang aktif. Untuk dambus nya plus penarinya ada 32 orang plus pemain musik,” terang Jahok.

Jahok menuturkan, anggota sanggarnya mayoritas adalah pelajar dari Desa setempat hingga dari Belinyu. Jahok mengaku, dia dan sanggar seni cinta kasih dayung serumpun juga kerap diundang tampil pada acara formil hingga acara tahunan Nuju Jerami.

” Untuk tampil di pertunjukan Allhamdulillah sering. Kemarin di Dusun Pejem Nuju Jerami, di Sungailiat. Kalau di Dusun Pejem setiap tahun karena ada acara Nuju Jerami,” kata dia.

Para anggota sanggar seni cinta kasih dayung serumpun sangat tekun berlatih. Mereka mempunyai Jadwal latihan pencak silat setiap Jum’at malam, serta dambus dua pekan sekali.

Meski kurang perhatian pemerintah, Jahok mengaku sudah mengajukan permohonan bantuan. Dia berharap, pemerintah membantu mereka. Karena mirisnya, selama ini mereka hanya latihan dengan peralatan seadanya.

” Kalau perhatian dari pemerintah, untuk konsumsi latihan itu ada. Sudah 3 tahun mengusulkan di Desa, kemarin ada di bantu Pak Kades kami beli baju. Harapan kepada pemerintah, support kepada kami. Terutama ini untuk Belinyu, bukan hanya untuk Bintet atau Pejam. Intinya peralatan dambus, kostum dan sound sistem. Karena kami berharap ini menjadi perhatian pemerintah. Karena melestarikan budaya,” harapnya. (Edho)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *