BANGKA — Sekelompok pemuda pemudi asal Kecamatan Belinyu membentuk sebuah komunitas yang bernama Komunitas Pencinta Alam atau disingkat Kompala. Mereka merupakan kumpulan orang-orang yang aktif untuk menjaga kelestarian wisata khususnya wilayah pesisir di Kecamatan Belinyu.
Ari Darmansyah selaku Ketua Kompala mengungkapkan, komunitas ini sudah mereka dirikan sejak tahun 2008 lalu.
” Komunitas pecinta Alam Belinyu berdiri sejak tahun 2008. Anggota aktif aebanyak 20 orang sahabat kita. dan jaringan tersebar di seluruh daerah. Tujuan Kompala, salah satunya wujud kepedulian terhadap kelestarian alam yg sekarang sangat memprihatinkan akan kelestariannya,” ungkap pria yang kerap disapa Ari Bejok itu, Rabu (19/07) malam.
Untuk visi dan misinya komunitas ini kata Ari adalah, terciptanya keleleatarian alam untuk mencegah dari krisis iklim dan keseimbangan ekosistem. Dengan tujuan kata Ari, untuk dinikmati oleh generasi selanjut nya dan terciptanya pembangunan jangka panjang.
Untuk fokus wisata yang saat ini mereka jaga kelestariannya adalah pulau Putri yang ada di pantai Penyusuk Kecamatan Belinyu. Menurut Ari, kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil adalah potensi alam yg wajib dijaga. Demi kelangsungan ekosistem yang ada tetap bertahan dan menjadi manfaat dengan tanpa membinasakan ekosistem yang ada yaitu hubungan antara manusia dan alam
Tujuan pembangunan wisata ekologi berbasiskan kelestarian itu dijelaskan Ari, adalah menumbuhkan rasa cinta dan sayang terhadap alam karna apa yang telah di ciptakan oleh sang Pencipta, merupakan titipan bukan warisan dan ini harus tetap terjaga samapai ke anak cucu nanti.
Maka dari itu lanjut Ari, dengan membangun wisata ekologi khususnya di pulau Putri, merupakan sumber daya alam yang luar biasa. Hamparan terumbu karang yang indah sebagai benteng terdepan di utara pulau Bangka. Selain pulau Putri, masih ada juga beberapa pulau lainnya yang berdampingan, dan itu kata dia, turut mereka rawat.
” Harapannya menjadikan edukasi tentang pentingnya kelestarian secara nyata. Pulau putri merupakan pulau kecil yang eksotis dengan hamparan terumbu karang sebagai pondasi. Selain itu, tempat ikan-ikan berkembang biak dan pulau putri merupakan pulau yang unik, dimana mempunyai sumber daya keindahan terumbu karang dan berhadapan langsung dengan samudra laut cina selatan dengan hamparan pasir putih beserta gugusan pulau-pulau kecilnya. Pulau putri, pulau Mentigi, Pulau Bakung dan pulau Lampu seakan menjadi benteng di utara pulau Bangka penahan keluar masuk nya air laut pasang surut silih berganti utk mencegah abrasi,” jelasnya panjang lebar.
Meski begitu, Ari menuturkan peran serta pemerintah juga turut membantu mereka. Meski dalam hal itu pemerintah hanya memberikan pendampingan saja.
” Perhatian pemerintah daerah Disbudpar Provinsi memberikan penndampingan secara berkala tentang pengelolaan tempat wisata. KKP Provinsi juga dengan menggandeng KOMPALA sebagai Pokmaswas, untuk bersinergi bersama. Dalam hal mengawasi aktifitas di pulau-pulau kecil dan pesisir agar tetap terjaga sesuai hukum dan aturan yang berlaku,” tuturnya.
Masih kata Ari, disinggung untuk biaya serta akomodasi pergerakan mereka, dia menyebutkan masih menggunakan anggaran swadaya. Bahkan mirisnya lagi, mereka hanya menggunakan peralatan seadanya saja seperti rakit atau ban sebagai sarana untuk menyebrang ke pulau yang letaknya bersebelahan dengan pulau Putri.
” Untuk dana pergerakan sekarang masih swadaya 10 tahun bergerak mandiri. Selama kegiatan juga Kompala menggunakan fasilitas seadanya. Seperti menyebrang terkadang menggunakan rakit dengan sterofoam atau ban dalam yang dipompa, diijadikan sarana penyebrangan untuk sampai ke pulau-pulau kecil terdekat,” bebernya.
Nah, bagi masyarakat ataupun wisatawan yang mau menikmati indahnya pulau Putri, dapat langsung datang ke pantai Penyusuk Kecamatan Belinyu. Untuk mencapai pulau itu, ada perahu yang siap mengantar dengan waktu tempuh kurang lebih 10 menit, ongkosnya pun terjangkau. Dan jangan lupa, tetap jaga kebersihan serta berkontribusi yang baik demi kelestarian wisata kita bersama. (Edho)