BANGKA — Kadir (36) warga Simpang Mapur, Kecamatan Riausilip dikabarkan meninggal dunia usai sebelumya ditahan di Mapolsek Belinyu. Dia dikabarkan meninggal dunia, Senin (29/07) pagi. Dalam perjalanan menuju Puskesmas Belinyu, untuk di lakukan pertolongan.
Kapolres Bangka, melalui Kasi Humas AKP Era Anggraini membenarkan adanya kejadian itu. Dijelaskan Era, korban sebelumnya mengalami depresi lantaran masalah rumah tangganya.
” Iya benar, ada kejadian itu. Korban sebelumnya memang ditahan di Polsek Belinyu. Karena istrinya melapor, ada dugaan tindakan KDRT. Korban ini depresi, karena istrinya mau ngajak cerai. Tapi dia nggak mau,” ungkap Era.
Berdasarkan data dari Kepolisian, korban sebelumnya memergoki istrinya sedang bersama pria lain di salah satu kontrakan di Kelurahan Kuto Panji, Kecamatan Belinyu, pada Senin dini hari.
Dan pada saat itu, korban Kadir mengancam mau bunuh diri dengan cara mau menggorok lehernya sendiri menggunakan parang. Namun aksi itu ditahan istrinya.
Lalu kemudian, sang istri pun berinisiatif membuat laporan ke Polsek Belinyu lantaran dikejar sang suami yakni Kadir. Sang istri yang diketahui bernama Riska itu saat diambil keterangannya oleh Polisi, terdapat luka ditelapak tangannya akibat menahan golok atau parang yang digunakan Kadir untuk bunuh diri.
Kadir yang kemudian menyusul ke Polsek Belinyu pun, langsung dimintai keterangan atas kejadian itu, lalu kemudian ditahan di ruang tahanan Polsek Belinyu guna menunggu proses hukum selanjutnya.
Selama di dalam sel tahanan, korban Kadir pun menunjukkan gelagat aneh. Dia sering melamun seorang diri.
Berdasarkan pengakuan dari Ari, salah satu tahanan Polsek Belinyu mengungkapkan, Kadir yang beberapa saat setelah diamankan di sel tahanan kelihatan depresi.
Bahkan kata Ari, dia membentur-benturkan kepalanya sendiri ke jeruji besi tahanan. Aksi korban sudah dicegah oleh tahanan lain. Namun saat di tegur, korban malah marah-marah.
” Setelah beberapa waktu Kadir dimasukan kedalam ruangan tahanan kami melihat Kadir seperti orang depresi. Dia mukul kepalanya sendiri menggunakan tangannya sendiri dan membenturkan kepalanya ke pintu besi ruang tahanan Pada saat itu sempat kami kasih nasehat kepada Kadir untuk menghentikan tindakan memukul kepala dan membenturkan kepala. Tap dia malah mengoceh,” ungkap Ari.
Kemudian Tedi, salah satu tahanan Polsek Belinyu mengungkapkan, dia yang hendak melakukan Shalat Subuh, melihat korban Kadir berjongkok di depan pintu sel, sambil buang air kecil di lantai.
Lantaran dianggap tidak senonoh, Tedi pun membangunkan rekan sesama tahanan lainnya dan meminta Kadir untuk membersihkan air seninya.
” Saya terbangun untuk mengambil air wudhu kemudian saya lanjutkan dengan sholat subuh setelah sholat subuh saya melihat sdra. Kadir berjongkok didepan jeruji pintu ruang tahanan sedang buang air kecil di lantai ruang tahanan. Setelah melihat hal itu saya membangunkan teman-teman tahanan saya kemudian teman-teman tahanan saya memberi tau kepada Kadir agar membersihkan air kencingnya yang ada dilantai ruang tahanan dan setelah itu saya dan teman-teman tahanan saya melanjutkan untuk tidur,” ungkap Tedi.
Dilanjutkan AKP Era, korban Kadir meninggal setelah pada pagi hari ditemukan tidak sadarkan diri oleh tahanan. Dia pun kemudian dibawa ke Puskesmas Belinyu. Lantas kemudian dinyatakan meninggal akibat luka benturan di kepalanya.
Hasil pemeriksaan dokter Puskesmas pun menyatakan adanya luka di kepala korban. Era menyebutkan, korban sangat depresi lantaran enggan bercerai dengan istrinya.
” Iya korban depresi. Dan dia juga saat di dalam sel, bentur-benturin kepalanya ke jeruji. Dan mukul kepalanya sendiri. Istrinya ngajak cerai, dia nggak mau,” beber Era.
Era juga menyebutkan, tidak ada kekerasan fisik yang dilakukan terhadap korban baik itu dari anggota Polsek Belinyu.
” Nggak ada, dipastikan nggak ada tindak kekerasan terhadap korban,” ujarnya.
Usai dilakukan segala proses pemeriksaan di Puskesmas Belinyu, jenazah Kadir pun diserahkan kepada keluarganya. Pada saat itu pun turut hadir tim inafis dari Satreskrim Polres Bangka.
Pihak keluarga korban pun dikabarkan menolak untuk dilakukan autopsi. Sejumlah tahanan, serta personel Polsek Belinyu pun dikabarkan dilakukan pemeriksaan oleh Propam Polda Kepulauan Bangka Belitung atas kejadian itu. (Edho)