BANGKA – Nama Kolonel Ipul, seolah menjadi trend disejumlah media siber beberapa waktu lalu. Pemilik nama lengkap dan pangkat yakni Kolonel Laut (P) Ipul Saepul,. SE., M.Tr.Opsla ini sukses menggagalkan 4 kali penyelundupan pasir timah yang diduga akan dikirimkan ke luar negeri.
Ditemui di ruang kerjanya, Senin (15/09/2025) pagi, sembari menyeruput kopi, perwira lulusan Akademi Angkatan Laut atau AAL angkatan 45 tahun 1999 itu mengungkapkan, sejumlah kasus penyelundupan yang dia gagalkan.
Tak menampik lanjut Kolonel Ipul, timah adalah mata pencaharian masyarakat Bangka Belitung. Jika dikelola dengan baik, maka akan menimbulkan efek yang baik kepada daerah termasuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Namun lanjut Ipul, jika dikelola dengan sistem ilegal maka dapat merugikan negara. Dan itu kata dia, sangat berdampak dengan masyarakat.
Yang menjadi fokus motivasinya adalah, sebagai pengemban tugas yang dimandatkan untuk menjaga negara. Apalagi, hal yang dapat berpotensi merugikan negara.
” Sesuai tugas Lanal Babel menegakkan hukum di laut dan menindak segala tindakan ilegal di wilayah laut Babel. Tapi yang utama adalah komitmen, komitmen kami yang mengemban tugas sebagai TNI,” ungkapnya.
” Dan terus, timah memang sumber daya alam di Bangka Belitung. Dan suatu mata pencaharian masyarakat. Tapi kalau salah dalam mengelolanya dan ditambah dengan tangan-tangan yang memanfaatkan situasi dan berpotensi merugikan negara, yaa kita lakukan penindakan lah,” bebernya.
Yang bikin absurd gaes ! 4 kali penyelundupan yang digagalkan itu dalam kurun waktu kurang lebih 2 bulan saja.
Pada tanggal 21 Juni lalu, dia memimpin operasi penggagalan penyelundupan pasir timah sebanyak 41 ton, di dalam sebuah kapal kayu yang ada di perairan Pangkalbalam.
Berselang satu bulan setelah itu, Lanal Babel dibawah kepemimpinannya kembali menggagalkan penyelundupan pasir timah sebanyak 5 ton, dibibir pantai Tanjung Kalayanh Kota Sungailiat.
Berselang dua pekan kemudian, dia kembali menggagalkan penyelundupan pasir timah sebanyak kurang lebih 4 ton di lingkungan Nelayan, Kota Sungailiat. Meski pasir timah sudah disembunyikan didalam sebuah lumbung dibawah tanah, masih juga tercium oleh tim gabungan Lanal Babel.
Dan yang terakhir, dia memimpin penggagalan penyelundupan pasir timah sebanyak 7 ton, di lingkungan Rambak, Kota Sungailiat, pada 27 Agustus lalu. Atau dua pekan dari pengungkapan yang ke tiga.
Dan atas pencapaian itu, Lanal Babel yang dipimpin Kolonel Ipul mendapatkan penghargaan spesial dari Kodaeral III.
Lanal Babel juga mendapatkan apresiasi tinggi dari Pangkoarmada Republik Indonesia Laksamana Madya TNI Dr. Denih Hendrata, SE, M.M., CHRMP pada saat gelar press release bersama bulan Agustus lalu. Dimana, sejumlah Lanal dibawah jajaran Kodaeral III memaparkan hasil pengungkapan yang telah dilakukan bersama Bea Cukai RI.
Bahkan, atas kinerjanya dia juga mendapatkan apresiasi dari wakil rakyat asal Bangka Belitung yang saat ini duduk di kursi DPR RI yaitu Bambang Pati Jaya.
Namun meski begitu, sebelum menutup perbincangan, dia mengimbau kepada para pelaku pertimahan di Bangka Belitung ini, sejumlah kasus penyelundupan yang diungkap Lanal Babel dapat menjadi contoh kepada pelaku timah untuk bekerja sesuai aturan yang ada. Terutama yang penting kata dia adalah legalitas.
” Jadi intinya, dari beberapa kasus yang diungkapkan Lanal Babel ini. Dapat menjadi pelajaran bagi pelaku timah. Yang utama, memiliki legalitas atau izin. Seperti kerja sama dengan perusahaan terkait, kan bisa lebih terakomodir. Dan menurunkan potensi kerugian negara,” ungkapnya.
Dalam sejumlah kasus yang diungkapkan ini, Lanal Babel tidak bergerak sendiri. Mereka berkolaborasi juga dengan Kodaeral III dan Mabes TNI Angkatan Laut. Dengan menamai tim mereka dengan nama Tim “Trisula”. (Edho)