Sosok Agus Dimata Masyarakat, Warga Berbura : Dia Banyak Membantu

Bangka3095 Dilihat
banner 468x60

BANGKA – Baru-baru ini nama Agus seolah tenar. Pria itu mendadak viral di sejumlah media siber gegara aktivitas tambang yang ada di perairan batu hitam Teluk Kelabat Dalam.

Mengapa tidak? Tahun 2022 lalu selama setahun Agus sukses mengatur kompensasi sebesar Rp. 2,5 Milyar untuk Desa Berbura dari aktivitas penambangan timah di Teluk Kelabat, bahkan dikabarkan sudah membantu biaya pembangunan 3 masjid di 3 dusun.

Pria warga asal Dusun Tanjung Batu, Desa Lumut itu menjadi bulan-bulanan pemberitaan di media tentang keterlibatannya yang dianggap koordinator penambangan di Teluk kelabat.

Namun tidak sedikit orang yang mengapresiasikan dan bangga dengan apa yang telah dilakukannya, lantaran peran dan kontribusinya yang banyak membantu untuk kepentingan masyarakat.

Contohnya saja, sejumlah masyarakat Dusun Bernai, Desa Berbura, Kecamatan Riausilip. Mereka blak-blakan mengungkapkan kontribusi yang diakomodir Agus dari dunia pertambangan di perairan Pulau Kianak.

Sudir, warga Dusun Bernai mengaku tahun 2022 lalu sebanyak Rp. 2,5 Milyar hasil dari penambangan laut digelontorkan kepada warga Desa Berbura.

Bahkan kata Sudir, sebanyak 3 masjid dibangun di 3 dusun yang ada di Desa Berbura. Semuanya itu adalah bentuk kepedulian dari Agus sebagai pengurus kompensasi dari penambangan timah di Pulau Kianak.

” Terbukti sebanyak Rp. 2,5 Milyar kompensasi yang masuk ke kami Dusun Bernai, Desa Berbura. Termasuk 3 masjid di Dusun Rambang, Buhir dan Bernai ini dari kegiatan penambangan di Kianak. Yang mengatur adalah Pak Agus. Jadi kami mewakili masyarakat Berbura ini berterimakasih lah kepada Pak Agus. Uang Rp. 2,5 Milyar itu selama satu tahun,” ungkap dia.

Sudir juga mengatakan, baru kali ini dia berjumpa dengan sosok seperti Agus. Meski bukan sebagai warga Desa berbura, namun Agus sudah menolong banyak warga desa itu.

Sudir juga heran dengan sejumlah pemberitaan yang menyudutkan Agus. Termasuk komentar salah satu pejabat daerah yang menyudutkan Agus.

” Kalau mengharap bantuan pemerintah harap maklum lah, kapan bisa kebangun? Apalagi di media banyak yang nyerang dia (Agus). Orang baik dan banyak membantu itu masih lah diserang. Jadi dia banyak bantu kami,” kata Sudir.

Idris, warga Dusun Buhir mengatakan, dirinya juga memberikan apresiasi lebih kepada Agus. Dia mengaku tidak percaya kalau Agus memanfaatkan masyarakat hanya untuk kepentingan sendiri.

” Jarang lah bertemu pengurus tambang kayak gini, yang mau membantu masyarakat walau beda wilayah. Jadi kecewalah atas kabar-kabar sebelumnya nyerang Pak Agus semua. Jadi nggak makan sendiri Pak Agus itu, dia membantu membangun di desa atau dusun kami,” beber Idris.

Tiga masjid di Desa Berbura, renovasi dan biaya pembangunannya dari hasil kompensasi penambangan laut teluk kelabat dalam yang dikoordinir oleh Agus. Foto : Ist

Sementara Alpan warga Dusun Bernai, mengaku dirinya sebagai penerima uang kompensasi untuk warga Desa Berbura dari hasil penambangan di Pulau Kianak.

Kata Alpan, uang kompensasi melalui Agus itu diperuntukkan kepada kepentingan masyarakat termasuk membantu warga yang sakit.

” Saya lah yang menerima uang kompensasi, kami salurkan kepada pembangunan masjid, membantu masyarakat yang sakit, anak yang di pesantren, janda-janda tua, atau yang orang tua seumur lansia. Bagaimana kebaikan dia (Agus) padahal beda dusun, beda Kecamatan, banyak warga terbantu. Kalau mau lihat pembukuannya, silahkan datang lah. Ada di saya pembukuannya,” ungkap Alpan.

Saat ini, konflik di perairan batu hitam mengkubung masih saja berlangsung. Sejumlah kabar masih saja berhembus. Padahal, tidak sedikit masyarakat yang bergantung pada aktivitas tambang timah di wilayah perairan Teluk Kelabat itu. (Edho)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *