Soal Kumpul KTP dan Uang Rp. 300 Ribu, Agus Bilang Begini

Bangka5884 Dilihat
banner 468x60

BANGKA — Agus, salah seorang yang kerap disebut koordinator tambang di teluk kelabat dalam, membantah soal kabar yang mengatakan adanya kaki tangannya meminta KTP serta tanda tangan para warga Dusun Mengkubung atas persetujuan kegiatan penambangan di perairan batu hitam.

Bahkan, dihebohkan disalah satu media siber permintaan data berupa KTP dan tanda tangan itu diiming-imingi uang sebesar Rp. 300 Ribu.

Dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Senin (01/01) malam, pria yang menjabat sebagai Kepala Dusun Tanjung Batu itu mengaku keberatan adanya kabar itu.

” Saya statusnya Kadus di Dusun Tanjung Batu, bukan di desa atau kampung lain. Saya nggak punya wewenang dalam hal itu,” kata Agus.

Bahkan kata dia, dirinya saat ini mengurungkan niatnya untuk berkecimpung dikegiatan penambangan.

Namun dijelaskan Agus, setahunya pengumpulan KTP plus tanda tangan itu adalah keinginan warga Dusun Mengkubung sendiri.

” Nggak ada saya nyuruh seperti itu, sampai minta tanda tangan dan KTP dengan iming-iming uang Rp. 300 Ribu? Kalau masalah tanda tangan dan ngumpul fotocopi KTP itu setahu saya, itu memang kesepakatan warga. Dan kalau untuk nambang, sampai saat ini saya belum ada niat mau nambang,” ucap Agus.

Agus menegaskan, setiap pemberitaan terkait batu hitam dirinya merasa heran mengapa selalu dia yang disorot dalam pemberitaan terkait batu hitam.

” Kadang heran juga, kenapa selalu saya, saya dan saya disoot oleh oknum-oknum media. Padahal hampir 100 persen warga Mengkubung yang mau nambang di batu hitam itu,” kata dia.

Dilanjutkan Agus, dia menyebutkan akan menempuh jalur hukum jika tudingan itu menyertakan nama baiknya.

Masih kata Agus, tak menampik dia mengakui sudah menyatakan mundur dari aktivitas penambangan laut sejak 3 pekan belakang ini, lantaran kata dia, sejumlah media belakangan itu kerap menyorot dirinya. Padahal kata dia, bukan hanya dia saja yang berkecimpung di tambang itu, melainkan banyak kubu lainnya.

Dan pernyataan mundur itu kata dia, sudah disampaikan dia ke sejumlah pihak. Namun dari itu, hampir seluruh masyarakat Dusun Mengkubung berusaha mendukung dia untuk tetap andil dalam kegiatan penambangan itu.

” Sebenarnya, secara pribadi jujur saja saya sudah mundur dari dunia tambang laut ini. Sudah saya laporkan juga kepada pihak-pihak terkait. Tapi warga Mengkubung yang hampir semuanya tergantung sama tambang, terus berusaha. Bahkan mereka menyatakan dukungan dengan berbagai cara terbaik. Salah satu cara, dengan yang mengumpulkan tanda tangan dukungan itu. Dan untuk yang iming-iming Rp. 300 Ribu itu, nggak bener lah,” tuturnya. (Edho)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *