Kolektor Timah di Belinyu Tiarap

Bangka2061 Dilihat
banner 468x60

BANGKA — Sejumlah pengepul pasir timah di Kecamatan Belinyu tiarap. Mereka memilih tidak membeli timah, hal itu dipicu lantaran ada rasa takut ditangkap oleh petugas.

Mirisnya selain ada rasa takut, harga timah yang anjlok juga menjadi salah faktor membuat para kolektor stop membeli timah.

Ci, salah satu kolektor di Kecamatan Belinyu mengaku sudah hampir satu bulan lebih tidak membeli timah.

” Stop bro, nggak ngambil. Kawan-kawan lain juga sama lah mungkin. Harga murah, mana razia pula,” kata Ci, Kamis (25/01) malam.

By kolektor lainnya asal Belinyu juga merasakan hal yang sama. Hampir dua bulan dia sudah tidak membeli pasir timah.

Kata By, tak menampik kata By sejumlah penambang yang biasa menjual timah kepadanya pun mengeluh dengan anjloknya harga timah serta tidak ada yang membeli.

” Wah, kalau saya udah lebih sebulan. Hampir 2 bulan lah nggak beli. Parah lho sekarang ini. Penambang bukan sedikit ngeluh kita tutup. Mana harga murah gini. Kasian juga sih, biasa ada yang nambang dapat 1 sampai 2 kilo jual buat nyambung hidup,” ungkap By.

Sebelumnya, pasca Kejagung RI mengungkap kasus sindikat timah memang sudah menjadi pemicu para kolektor timah di Belinyu enggan membeli timah.

Ditambah pula berhembus kabar, adanya kolektor timah yang diamankan petugas Ditkrimsus Polda Kepulauan Bangka Belitung, nampak semakin membuat ketar ketir para pengepul timah yang ada di Kecamatan Belinyu.

Tak hanya penambang dan kolektor timah saja, para pedagang pun merasakan hal yang sama. Ijam sebagai pedagang kue merasa sepi lantaran anjloknya harga timah.

” Sepi lah, kami jualan kue ini biasanya kalau TI jalan pagi-pagi sudah laris manis kue. Orang numpang narok ujung Rp. 500 Rp. 1000. Jadi lah ujung nya. Ini sepi, kadang banyak sisa kue,” kata Ijam.

Selain itu, sektor perdagangan di pasar pun nampak mengalami penurunan. Kondisi pasar juga nampak sepi.

Korwil Unit Pelaksana Teknis Metrologi Legal dan Pengelolaan Pasar atau UPT MLPP Belinyu Wulandari, saat dikonfirmasi mengatakan, kondisi pasar Belinyu saat ini bisa dikatakan sepi. Pedagang di pasar pun kata Wulan, mengaku sepi.

” Sepi lah. Semua pedagang mengaku sepi pembeli. Akibatnya kata mereka, efek razia timah ini,” kata Wulan, Jum’at (26/01) malam.

Faktor ini nampaknya membuat ekonomi di Kecamatan Belinyu nampak melemah. Sebagian besar penambang timah mengeluh dan ketar ketir takut kena razia. (Edho)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *