Pria Asal Bintet Ini Pertahankan Adat dan Tradisi

Bangka48 Dilihat
banner 468x60

BANGKA – Budaya, adat ataupun tradisi adalah wujud nyata dari kebiasaan disetiap daerah khususnya di Indonesia. Beragam bahkan bermacam bentuknya tentunya sudah ada dari zaman nenek moyang dan terus dipertahankan hingga era modernisasi sekarang.

Seperti pria satu ini, nama lengkapnya Abdul Hak atau kerap disapa Bung Jahox. Pria asal Kecamatan Belinyu dari pelosok Desa Bintet, sangat kuat sekali nalurinya untuk mempertahankan adat budaya maupun tradisi yang hampir punah di Desa Bintet.

‘Titang Tue’ atau Doa Sekampong, sudah tahun ke dua digelar di Desa Bintet. Tradisi itu sejenis acara adat berdoa bersama. Para sesepuh dari Desa Bintet berkumpul menggelar ritual doa secara Muslim. Untuk memohon kepada sang pencipta untuk dilancarkan segala urusan, dan menolak bala.

Dan juga sebagai bergantinya musim, yaitu dari musim barat ke musim penimur istilah bahasa Bangka nya. Dimana pada musim yang disebut musim penimur ini, masyarakat pesisir yang biasa melaut mulai giat pergi ke laut untuk mencari ikan (salah satu contohnya saja). Dan juga berdoa kepada sang Maha Kuasa, supaya terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Ditemui di kediamannya di Desa Bintet, Jum’at (14/02/2025) malam, Jahox nama trendnya mengaku motivasinya mempertahankan tradisi ini karena, budaya itu sangat penting. Apalagi, sudah lama sirna.

” Motivasinya, menyampaikan kepada masyarakat tentunya anak muda yang tentunya ada kecintaan terhadap budaya dan terus menyuarakan, betapa pentingnya budaya pada kedudukan kita,” ucapnya.

Untuk konsep tahun ke dua pada acara ‘Titang Tue’ atau Doa Sekampung tahun ini ada sedikit hal yang berbeda dari tahun lalu menurutnya. Dimana pada tahun ini kata dia, simbol kebersamaan digambarkan pada acara itu yang akan digelar pada hari Minggu lusa, di lapangan sepakbola Desa Bintet.

” Untuk konsep, masih sama dengan tahun kemarin. Cuma untuk tahun ini ada penambahan pembacaan Titang Tue. Dan juga ada konsep ke Bhineka Tunggal Ika. Sebab ada juga yang bukan non muslim berpartisipasi dalam acara ini. Sehingga dapat menimbulkan rasa kebersamaan,” ungkapnya.

” Terus dari segi seninya nanti ada kita menampilkan satu buah karya tari yaitu tari samber kelayang putih,” tambahnya.

Jahox melanjutkan, keinginannya untuk mewujudkan acara ini sudah lama. Tradisi yang dianggap sudah lama dan hampir punah itu sudah ada dibenaknya demi mempertahankan itu.

Ditambah lagi, dia yang sukses mendirikan sanggar seni menjadi tambahan wadah dirinya beserta rekan-rekannya yang juga penggiat seni budaya merencanakan acara sakral itu.

” Keinginan sih sudah lama, tapi setelah di sk kan nya sanggar seni kami dari situ kita mulai merencanakan kegiatan ini. Karena sudah ada wadah sanggar seni budaya cinta kasih dayang serumpun,” kata dia.

Namun meski begitu, dia sangat berharap adanya perhatian dari pemerintah. Bahkan, dia berharap tradisi garapannya ini bisa dibuatkan dalam sebuah buku. Supaya, generasi selanjutnya paham dengan arti budaya dan tradisi ini.

” Saya mengharapkan, tentunya ada perhatian khusus dari pemerintah. Yaa kalau bisa, kita mau punya hak paten atas seni, tradisi dan budaya yang kita miliki. Yakni, seni tradosi lokal kita. Dan saya sangat ingin sekali, apabila nantinya budaya atau tradisi kita ini, ditulis atau dibukukan. Agar generasi kita tahu dan apa yang tersimpan didalamnya. Dan juga untuk menepis plesetan-plesetan orang yang anti budaya,” harapnya.

Masih kata Jahox, dia berharap kepada masyarakat Belinyu khususnya untuk tetap mencintai budaya. Sebab kata dia, disitulah timbulnya jati diri.

” Saya berharap, kita orang Belinyu dapat mencintai budaya dan tradisi kita walaupun nggak keren. Tapi inilah kita dengan jati diri kita. Boleh berkreasi, jangan hilangkan jati diri. Budaya adalah akar untuk kehidupan kita. Tanpa akar, pohon akan tumbang. Mari sama-sama kita pupuk budaya tradisi kita untuk Belinyu kita,” jelasnya.

Acara adat Titang Tue atau Doa Sekampong itu nantinya akan digelar pada hari Minggu di lapangan sepak bola Desa Bintet.

Sejumlah undangan kepada tamu penting dan pejabat daerah diundang dalam acara itu. Seperti PJ Gubernur Babel, PJ Bupati Bangka, DPRD Provinsi Babel Dapil Belinyu, DPRD Kabupaten Bangka Dapil Belinyu, KemenkumHam Babel, TNI Polri, Camat, para Kades se Kecamatan Belinyu, tokoh adat, tokoh pemuda dan agama hingga Dinas Pariwisata Provinsi Babel maupun Kabupaten Bangka. (Edho)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *